Manotar Tampubolon Ketika Mendampingi Klien |
Bekasi, pospublik.co.id - Sosok Manotar Tampubolon yang selama ini berprofesi sebagai lawyers mengaku terpanggil terjun kedunia politik melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI) karena menurutnya, gagasan dan Visi Misi PSI untuk membangun bangsa ini melalui generasi milenial sangat tepat dan harus diaktualisasikan.
Lulusan Doktor dari Universitas Pelita Harapan Jakarta ini mengaku gagasan dan pemikiran pendiri PSI sangat sesuai dengan perkembangan jaman diera milenial saat ini.
Menurut lulusan Strata satu (I) Universitas HKBP Nomensen Medan jurusan hukum yang kemudian melanjut kuliah mengambil Strata dua (2) ke Constitutional law Universitas Australia ini, setelah membaca Visi Misi Partai Solidaritas Indonesia berpihak terhadap kepentingan rakyat, dirinya pun terpanggil untuk bergabung.
Sebelum terjun kedunia Hukum atau pengacara, Putra Bangsa Indonesia kelahiran Kota Balige, Sumatera Utara tamatan SMAN 2 Balige yang haus ilmu ini mengaku kembali menimba ilmu ke Thammasat Unerversity Thailand.
Merasa Ilmu yang dia miliki belum cukup, Manotar pun kembali melanjut ke Universitas Australian School of Commerce and Management Australia dengan jurusan Accounting and business law.
Tahun 2011, Doktor lulusan Pelita Harapan Jakarta ini pun menamatkan studinya di Internasional Academy For leadership (IAF), Jerman jurusan Human Rights and Freedom First FNF. Dia pun menamatkan kuliah di Internasional Institute of human rights Strasbourg France.
Dengan modal pengalaman sepanjang menimba ilmu di luar negeri, dan selama terjun didunia advocad, Manotar mengaku berniat bergabung ke PSI setelah mengetahui Visi Misi PSI sangat tepat di era milenial saat ini. Dengan segala pertimbangan kata Manotar, dia pun memilih terjun ke dunia politik dengan bergabung ke PSI.
Tanpa ragu Manotar mengaku mendaftar dan diterima bergabung di PSI sebagai Calon Legislatif (Caleg) untuk DPR-RI dengan nomor urut 6 Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Bekasi dan Depok.
Sejak bergabung di PSI, Manotar berharap mendapat dukungan dari generasi milenial karena Visi Misi yang diusung PSI akan memberi ruang kepada generasi muda untuk berkarya.
Sesuai Visi Misi Partai Solidaritas Indonesia yang akan memberi ruang kepada generasi muda untuk berkarya kata Manotar, kader PSI diharap mampu membangun komunikasi dengan generasi muda, untuk mensosialisasikan Visi Misi tersebut.
Pria yang berdomisili di Kota Bekasi ini mengaku telah memantapkan diri bergabung dengan PSI dan dengan semangat mensosialisasikan Visi Misi PSI kepada masyarakat.
Caleg DPRI Dapil Kota Bekasi dan Depok ini mengaku akan menciptakan kolaborasi dengan anak-anak muda untuk mengembangkan PSI yang memiliki Visi Misi berpihak kepada rakyat.
Bergabung dengan PSI kata Manotar merupakan kesempatan bagi anak-anak muda untuk berkreasi sesuai keahlian masing-masing jika kelak dapat memenangkan pemilu tahun 2024.
Dengan PSI, Manotar mengaku akan dapat pengusung perubahan dengan ruang terbuka bagi generasi milenial. Namun demikian, Dia berharap dukungan doa dari masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bekasi dan Depok untuk menciptakan Depok-Kota Bekasi menjadi kawasan yang rakyatnya makmur.
Dalam perbincangan dengan Caleg PSI yang berprofesi advocad ini, dia mengaku tantangan sangat berat untuk duduk menjadi anggota DPRI.
Namun kata dia harus tetap optimis dan tulus untuk mengabdikan diri untuk tujuan memperjuangkan kepentingan rakyat, khususnya Dapil Kota Bekasi dan Depok.
Menurut Manotar, selama ini yang dia perhatikan banyak masyarakat yang tidak tau hak haknya yang harus diberikan anggota dewan dari Dapil mereka. Yang dia lihat, dana aspirasi dan dana reses tidak permah sampai ke konstituen.
Maka jika dirinya dipercaya dan dipilih duduk di kursi DPR-RI, dana yang seharusnya milik rakyat tersebut akan disampaikan kepada yang berhak.
Menyambut masa kampenye mendatang kata Manotar, persaingan media sosial menjadi salah satu poin paling menentukan. Sebagai Advokat, Manotar mengaku sangat memperhatikan trending di media sosial dengan mudah menjadi bahan pemberitaan media konvensional.
Untuk itu dia berharap kepada media untuk turut menjaga pesta demokrasi yang terjadwalkan 5 tahun sekali menjadi perekat bangsa dengan segala pernak pernik yang muncul ditengah masyarakat sewaktu pemilu berlangsung. (M. Aritonang)