Karnaval Sejuta Warna Ulos Dihadir Plt Walikota Bekasi, Dr. Tri Adhiyanto (Foto/Ist) |
Kegiatan diselenggarakan di depan Gate 11 Stadion Patriot Chandrabhaga Kota Bekasi, bertepatan dengan Car Free Day, Minggu (20/11/2022).
Acara semakin semarak dan menyita perhatian ribuan warga Kota Bekasi yang tengah berolahraga bersama di area Car Free Day di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Rombongan Karnaval Sejuta Warna Ulos mengawali acara dengan long march dari Hotel Aston menuju depan Gate 11 Stadion Patriot Chandrabhaga. Mereka menggunakan pakaian adat lengkap mewakili 5 suku Batak yakni: Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkola dan Batak Simalungun.
Acara ini jadi hiburan tersendiri bagi warga, sebab panitia saat long march secara medley melantunkan lagu khas daerah masing-masing.
Hasudungan Manurung, Ketua Pelaksana Karnaval Sejuta Warna Ulos sekaligus Ketua DPD Komunitas Masyarakat Danau Toba (KMDT) Kota Bekasi mengatakan, persiapan panitia untuk acara ini hanya dua minggu.
Komunitas Masyarakat Danau Toba (KMDT) yang terdiri dari 5 suku Batak mengapresiasi antus peserta sehingga bisa berbaur bersama masyarakat Bekasi Kota yang heterogen mengenalkan salah satu kebudayaan suku Batak yaitu Ulos.
"Melalui Ulos juga beragam kebudayaan yang ada di Bekasi Kota bisa berkolaborasi dan menambah kekayaan budaya yang dimulai di kota ini, dengan ragam pakaian daerah yang dibentuk casual dan menjadi trend baru dunia secara umum dan Indonesia khususnya Kota Bekasi," katanya.
Senada, Edison Sinaga selaku Ketua Umum DPP KMDT yang berkesempatan hadir juga menyatakan bahwa misinya bukan hanya memasyarakatkan Ulos, tapi juga mengenalkan Danau Toba keberbagai penjuru tanah air sebagai tempat destinasi wisata Indonesia.
"Sejak 17 Oktober 2014 ditetapkan sebagai Hari Ulos Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia," katanya.
Ulos menurutnya merupakan mahakarya Indonesia yang berasal dari salah satu peradaban tertua di Asia sejak 4.000 tahun lalu, yaitu kebudayaan Batak.
Kain tradisional ini merupakan simbol adat yang dinilai sakral, dan digunakan oleh orang Batak saat upacara adat, pernikahan, hingga kematian.
"Saat ini kami bekerjasama dengan para teknokrat dan para profesor mengusulkan Ulos menjadi warisan budaya tak benda dunia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 2025 mendatang," katanya.
"Sama halnya dengan batik yang sudah menjadi representasi kain khas Indonesia, ulos saat ini pun sudah bukan lagi menjadi milik suku Batak semata, tapi sudah menjadi milik nasional," tambah Edison Manurung Ketua Umum DPP KMDT.
Pada kesempatan yang sama Plt Wali Kota Bekasi, Dr. H. Tri Adhianto Tjahyono juga mengingatkan agar jangan sampai kita baru peduli akan kekayaan ragam budaya Nusantara setelah diklaim oleh negara lain.
"Indonesia yang dianugrahi ribuan bahkan ratusan ribu suku budaya yang dilengkapi dengan ribuan bahkan jutaan kekayaan budaya wajib kita jaga kelestariannya dengan cara mengembangkan sehingga menjadi trend dunia. Ini menjadi tugas kita bersama sebagai generasi penerus agar jutaan budaya tersebut tidak punah atau bahkan di akui oleh negara-negara tetangga," katanya.
Puncak acara Karnaval Sejuta Warna Ulos dimeriahkan dengan menari bersama dipanggung sekaligus juga Ketua DPD KMDT Kota Bekasi 'mengulosi' Plt Wali Kota Bekasi.
Honokh selaku designer tunggal pada acara Gelar Karnaval Sejuta Warna Ulos menampilkan macam ragam kombinasi ulos pada pakaian kasual melalui model peragawan/wati yang berasal dari beragam rentang usia.
Honokh pun diminta langsung oleh Plt Wali Kota Bekasi untuk berkolaborasi dan membuat event serupa berkolaborasi dengan designer asal Kota Bekasi yang lain.***
"Artikel Ini Telah Tayang Di KBRN yang Disadur dari rri.co.id"