Kader Senior Ormas Pemuda Pancasila, Binsar Jabang Setra Sihombing |
Kehebatan masa lampau masih dapat kita rasakan sampai saat ini. Kita harus menyadari, apabila tadak ada sejarah yang terbentuk pada sebuah negara maka dapat dipastikan negara itu tidak akan ada atau terbentuk. Negara kita adalah negara kepulauan yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing daerah memiliki keanekaragaman kebudayaan dan sejarah yang telah menjadi corak dari daerah itu sendiri.
Maka dari itu, sepatutnya kita harus memiliki kearifan lokal dari dalam diri masing-masing individu untuk dapat melestarikan dan menjaga apa-apa yang telah dihasilkan oleh para pendahulu dan pejuang kita pada masa silam. Kini, generasi milenial memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. Sebagai agen jiwa patriotisme, rasa cinta tanah air bisa diwujudkan salah satunya dengan ikut mengingat kembali sejarah perjuangan bangsa.
Tatkala kita seringkali melupakan SEJARAH BANGSA kita sendiri, yang merdeka karena melawan sistem kapitalisme (materialisme). Saat ingin dibangun Nation Character bangsa ini. Bung Karno sudah keburu jatuh, dan kembali platform ekonomi dibangun berdasarkan sistem kapitalisme.
Jangan Sekali-kali, meninggalkan sejarah disingkat JASMERAH semboyan yg terkenal diucapkan oleh Bung Karno. Mari kita renungkan pesan-pesan dari Bung Karno, bahwa perjuangan bangsa kedepan (saat ini) adalah perjuangan melawan bangsanya sendiri. Bangsanya yang telah menjelma menjadi kaum modal, kaum kapitalis yang saban hari mengeksploitasi kehidupan rakyat.
Pesan Bung Karno yang berkata jangan pernah mau percaya kepada asing, apalagi mau dicecoki dengan ekonomi pembangunan ala Keynes.
Pesan Bung Karno bahwa, cita-cita masyarakat adil makmur hanya dapat terwujud apabila alat-alat industri, alat-alat produksi tidak dikuasai oleh sistem kapitalisme.
Tatkala kita sekarang sudah masuk dalam pusaran sistem neokapitalis, sementara ekonomi PANCASILA yg bersifat gotong royong terabaikan karena elit politik penyelenggara negaranya kurang pemahaman Filosofi dan Ideologi Pancasila. Kapitalisme, Liberal terus disebarkan secara paksa keseluruh dunia melalui penjajahan (imperialisme). Penjajahan itu boleh dalam bentuk pemaksaan dominasi politik, budaya, militer dan ekonomi terhadap negara-nagara jajahan.
NAWACITA sebagai konsep besar untuk memajukan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian untuk mewujudkannya diperlukan kerja nyata. Dimulai dengan pembangunan pondasi dan dilanjutkan dengan upaya percepatan di berbagai bidang.
Pada satu titik saat sistem menguat, maka perlu dibangun sistem politik liberal untuk mendukung platform sistem ekonomi yang sudah terbangun. Hanya sayang pembangunan revolusi mental membutuhkan org-orang yang mengerti ideologi di dalam kabinet. Revolusi mental dicetuskan oleh Bung Karno, saat pidato kenegaraan mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Revolusi mental saat itu agar supaya Negara Indonesia menjadi negara yg berdaulat dalam aspek politik serta mandiri dalam hal ekonomi dan berkarakter dalam hal social budaya. Tapi karena balik lagi, bahwa sistim politik sudah kadung liberal (secara langsung), akhirnya Presiden Jokowi harus bisa menerima rekomendasi pimpinan parpol koalisi dan penempatan orang-oarang di kabinetnya. Ujung-ujungnya revolusi mental tdk jalan.
Kepribadian Soekarno sebagai seorang pejuang besar melawan kolonialisme dan imperialisme akan tetap dikenang pada masa-masa yang akan dating.***