Walikota Bekasi, DR. Rahmat Effendi Menjawab Wawancara Wartawan Tentang Program Vaksinasi Covid-19 |
Kota Bekasi, Pos Publik - Walikota Bekasi DR. H. Rahmat Effendi menyatakan siap jadi orang pertama Divaksinasi Covid-19 di Kota Bekasi. Namun Dia menaruh perhatian kepada tenaga kesehatan untuk terlebih dahulu divaksinsi karena mereka pahlawan atau garda terdepan dalam menangani Pandemi tersebut.
Kesiapan Walikota Bekasi menjadi orang pertama divaksinasi di Kota Bekasi disampaikan pada sesi wawancara dengan awak media di Stadion Patriot Chandrabaga, Rabu (06/01/2021). Wawancara berdurasi 2 menit 32 detik itu, awak media menanyakan seputar ketersediaan vaksin, prioritas orang penerima vaksinasi, hingga kegiatan belajar mengajar tatap muka.
Berikut isi wawancara Wartawan:
Wartawan: Berapa kuota vaksin di Kota Bekasi?
Menurut DR. Rahmat Effendi, Pemkot Bekasi mendapatkan kuota vaksin 11.983 space. Angka tersebut dipergunakan untuk tenaga kerja kesehatan (Nakes). Kalau nanti kata dia ternyata antara kuota dengan kuantiti nakes telah terpenuhi dan masih ada sisa space, dapat dipakai untuk memvaksinasi yang nantinya ditentukan lebih lanjut.
Wartawan: Untuk warga sendiri berapa yang menerima?
Walikota menyebut telah mengajukan hampir 500 ribu. Namun untuk sementara, pemerintah pusat baru memberikan 11.983 untuk tenaga medis, dan saat ini barangnya sudah berada di Provinsi Jawa Barat.
Wartawan: Kapan vaksin datang ke Kota Bekasi?
Menurut Walikota, Pemkot Bekasi tinggal menunggu kiriman dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, karena distribusi vaksin itu butuh fasilitas khusus sesuai standar WHO. Dan SOP untuk memvaksin tenaga medis juga ada ketentuannya.
Wartawan: Pemberian vaksin pertama di Kota Bekasi, diberikan kepada siapa?
Walikota menyebut, Dirinya siap menjadi orang pertama divaksinasi di Kota Bekasi. Tetapi ujar dia, pemimpin itu tidak harus lebih dahulu, bisa belakangan. Jangan mementingkan diri sendiri, terkecuali SOPnya disebut pemimpin harus divaksin terlebih dahulu. Jika SOPnya seperti itu, dia mengaku siap.
"Kalau saya berpendapat, jangan nantinya dianggap takut. Yang perlu didahulukan afalah mereka yang berhubungan setiap hari dengan pandemi, berarti tenaga medis. Kalau saya mengambil jatah Nakes untuk kepentingan saya, berarti saya sudah mengurangi jatah Nakes yang paling membutuhkan," tandas Wali.
Wartawan: Jika warga tidak mau atau Nakes yang tidak mau divaksin?
Walikota menyebut, Nakes harus divaksin, kalau tidak mau resikonya akan tidak baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Wartawan: Adakah sanksi, bila tidak mau divaksin?
Sanksinya tidak ada ujar Walikota Bekasi, DR. Rahmat Effendi, tetapi merupakan keharusan karena program ini demi keselamatan bersama, tidak terkecuali. Namun jika afa yang menolak, akan diberi pengertian secara persuasif.
Wartawan: Tatap muka sekolah rencananya kapan?
Tim tatap muka dengan Kadepag lanjut Rahmat Effendi yang akrap disapa Pepen ini, Disdik sedang membahasnya, tetapi Kementerian masih melarang sekolah secara tatap muka.
Wartawan: Berarti Kota Bekasi tidak akan menerapkan belajar tatap muka hingga batas waktu yang tidak ditentukan?
Insya Allah jawab Wali, sekarang sedang mempertimbangkan, keputusan nanti akan disampaikan kepada rekan media.
Untuk diketahui, vaksinasi nasional Covid-19 akan dilaksanakan dan diawali terhadap Presiden RI Joko Widodo pada, Rabu (13/1/2021) mendatang.
Terhadap program pemerintah tersebut, Walikota Bekasi, DR. Rahmat Effendi berharap dukungan penuh dari elemen masyarakat guna mensukseskan Vaksinasi Covid-19 secara umum, khususnya Kota Bekasi. Dengan vaksinasi ini diharapkan mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan melindungi Warga Indonesia. Vaksin diharapkan mampu melindungi diri sendiri, orang lain dan juga elindungi bangsa ini. (Goeng)