Walikota Bekasi Turun Langsung Melihat Temuan Benda Peninggalan Sejarah Saat Pembangunan Double Track (KAI) Di Stasiun Utama Kota Bekasi |
Kota Bekasi, pospublik.co.id - Walikota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bekasi, Tedi Hafni, Asisten II Sudarsono, disambut baik oleh Kepala Stasiun KA Bekasi. Kunjungan Walikota di Stasiun Kereta Api Utama Bekasi itu ingin menyaksikan temuan bangunan bersejarah saat pembangunan double track, Senin (10/8).
Infomasi dari pihak Kereta Api Indonesia (KAI), saat pengerukan tanah untuk kereta double track ditemukan sisa sejarah berupa bangunan berbentuk lorong dari batu bata di bawah tanah, akan tetapi bagunan tersebut sudah penuh tanah di dalamnya.
Sejarawan Bekasi, Ali Anwar juga diikutsertakan dalam pemantauan tersebut dan akan dilibatkan dalam tim pemantauannya bersama Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bekasi. Agar jelas, bangunan apa yang ditemukan oleh pihak KAI dalam proses pengerjaannya.
Pembangunan Double Track KAI Stasiun Kota Bekasi |
Menurut Walikota Bekasi Rahmat Effendi, jika ada unsur sejarahnya bisa diberdayakan hasil temuan tersebut untuk diabadikan, karena merupakan suatu benda langka. Usai diuruk tanahnya, bisa dilihat bahwa temuan tersebut seperti lorong menuju seberang, bisa diartikan dahulu pada jaman penjajahan untuk air atau jembatan manusia.
“Bekasi juga masuk dalam sejarah, seperti jembatan sasak yang menghubungkan Alun-alun ke Pasar Proyek itu adalah sejarah. Maka temuan benda ini juga pasti ada nilai sejarahnya. Nantinya akan ditelusuri oleh sejarawan dan Disparbud untuk dipastikan,” ujar Rahmat Effendi.
“Bekasi juga masuk dalam sejarah, seperti jembatan sasak yang menghubungkan Alun-alun ke Pasar Proyek itu adalah sejarah. Maka temuan benda ini juga pasti ada nilai sejarahnya. Nantinya akan ditelusuri oleh sejarawan dan Disparbud untuk dipastikan,” ujar Rahmat Effendi.
Sejarawan Ali Anwar juga mengajak Walikota Bekasi untuk melihat satu jendela besar yang telah ditemukan pihak pekerja KAI di bekas gudang sebelum di robohkan. Jendela besar dan kokoh ini juga termasuk benda langka yang bisa dibilang tahun lama, dan nantinya akan ditentukan Disparbud untuk dikelola dan dipasang hingga bisa terlihat nilai sejarahnya. (Hms/Red)